Sabtu, 03 Desember 2011

amerika bangkrut

Gara-gara Perang Melawan "Terorisme", Amerika Bangkrut
Islam Times- "Seandainya perang tersebut berakhir, maka perhitungan masa depan pasukan saat ini dan juga berbagai dana yang telah disebutkan hingga kini serta biaya perawatan para tentara veteran perang, korban cacat, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan perang "melawan terorisme", akan mencapai 3,7 atau 4,4 trilyun dolar," tegas Cornville.
Gara-gara Perang Melawan "Terorisme", Amerika Bangkrut

Robert Cornville, seorang jurnalis dan penulis Inggris menyatakan, intervensi Washington di negara-negara lain, akan semakin menyulitkan dan membuat bangkrut negara Amerika Serikat. IRNA melaporkan.

Cornville dalam artikelnya yang dimuat oleh media Gerakan Keadilan Global Malaysia (7/7) menyebutkan, "total dana yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam perang di Irak, Afghanistan dan Irak, serta berbagai operasi militer di Pakistan melampaui 4 trilyun dolar, tiga kali lipat lebih banyak yang telah disetujui Kongres AS pasca serangan 11 September."

"Seandainya perang tersebut berakhir, maka perhitungan masa depan pasukan saat ini dan juga berbagai dana yang telah disebutkan hingga kini serta biaya perawatan para tentara veteran perang, korban cacat, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan perang "melawan terorisme", akan mencapai 3,7 atau 4,4 trilyun dolar," tegas Cornville.

Apa yang dikatakan oleh Cornville bukan orang pertama yang membahas pengeluaran AS dalam perang melawan 'teroris'. Sebelumnya, beberapa pakar ekonomi telah memperkirakan bahwa perang yang digelar Amerika dengan klaim "memerangi terorisme" akan menelan biaya hingga 3 trilyun dolar.

Saat ini Amerika Serikat tengah dililit krisis ekonomi hebat. Krisis dan defisit bujet yang setiap tahunnya mencapai 1,5 trilyun dolar. Selain itu, dana kesehatan dan keamanan sosial juga cukup merepotkan pemerintah Amerika Serikat, mengingat lonjakan populasi di Amerika pasca Perang Dunia Kedua telah menginjak usia pensiun.

Berbeda dengan serangan-serangan Amerika Serikat lainnya, dalam perang di Irak dan Afghanistan, Washington terpaksa menutupi pengeluarannya dari sumber-sumber finansial asing. Dan utang-utang itu harus dibayar